PERSAHABATAN

 




PERSAHABATAN

Persahabatan bagai kepompong

Mengubah ulat menjadi kupu-kupu 

Itu sepenggal baris dari lirik lagu yang dibawakan oleh Niji.

Sekian masa hidup di dunia, terlalu anak-anak jika masih heran dengan arti sebuah persahabatan.

Indah dan manisnya persahabatan tak terlukiskan, dan tak dapat diungkapkan selain yang merasakannya sendiri. Sahabat sejatiku telah pergi dijemput Tsunami Aceh. (Semoga Allah terus membahagiakannya).

Kali ini kuingin bercerita tentang sebuah rajutan persahabat. Dari sebuah kampung ndeso Ponorogo, kenal dengan orang Ngayugyokarto, yang merantau di Batavia, beda kompetensi, beda profesi, beda generasi, beda masa, beda segalanya. Disatukan oleh satu yang sama yaitu hobi.

Iya, hobi menulis dan membaca dari satu lingkaran bernama TBM kolong. Taman Baca Masyarakat Kolong yang didirikan dibawah flyover Ciputat. Persahabatan dari rajutan  kasih seorang ibu dan anak yang belum pernah bersua, hanya pernah membaca dan menulis.

Dari membaca dan menulis dan membaca tulisan, seakan menemukan titik untuk saling berbagi, saling menambah dan saling mengisi. Meski beda generasi, ternyata dengan persahabatan rajutan itu menjadi indah, dan unik. Tentu saja menarik. 

Kembali ke menulis. Menulis berasal dari membaca, lalu membaca apa yang ditulis. Tak ada nilai untuk sebuah tulisan itu indah atau tidak, berisi atau tidak, berbobot atau tidak. Sebuah tulisan akan selalu menghadirkan wacana yang setiap orang memiliki versi serta mendapatkan inti dari tulisan itu sendiri.

Malu, wajar jika itu dari seorang yang kuper atau kurang pergaulan. Karena merasa tidak memiliki keahlian dalam menulis untuk menguntai kata dan menggunakan diksi yang sarat makna. Namun karena hidup adalah proses setiap diri untuk maju, maka siapapun terus belajar untuk meningkatkan kualitas dirinya.

Melalui membaca seseorang bertambah dewasa. Dewasa dalam intelektual, dewasa dalam mengelola emosi dan dewasa bersosial. Membaca dan menulis adalah satu ikatan yang tak terpisahkan dalam mencerahkan dunia. Membaca dan menulis makpu merajut persahabatan yang cantik.

Waktu itu tepat di hari raya idul Fitri.

Dan kini, di depan pintu keberangkatan stasiun Senin. Seorang sahabat yang imut dan anggun, menyambut dan melepas kepergian dengan doa dan rajutan.

Rajutan persahabatan yang diikat dengan benang-benang kasih dan doa.

Terimakasih sahabat.

Pengorbananmu moga mendapat tempat dan balasan mulia. Dari Dia yang menyatukan hati para hamba. Dalam bingkai persahabatan tuk gapai hidup indah dan bermakna.

Jazakillah khoiran. Hasna Dzakiyya. Jakarta, 27 Juni 2022. 17.35.






Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita AKU ANAK HEBAT

PENDEKATAN HOLISTIK DALAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI di TK

Magister