Secercah Harapan Bunda

Mengajar di Myanmar. Seorang gadis itu aktif dan memesona. Sopan, dan rendah hati. Keren, dan sangat memahami irang tua sebagai lawan bicaranya. Sangat menyenangkan. Pengalaman untuk berbakti mencerdaskan anak bangsa sungguh luar biasa. Pernah kerja besama di bawah payung PBB, pernah bekerja di PAPUA, yang kesemuanya tentang mendisik anak bangsa. Ada yang dia herankan dengan rencana dan keputusan rahasia. Setiap dia melamar di sekolah Islam, selalu belum ada jalan. Alis, tidak diterima. Padahal niat dia semata ingin memberi dan mendapat manfaat dari proses pendidikan yang ia lakukan. Dia dari Lubuk Sikaping. Alumni bahasa Inggris UNP. Dosennya murid abah dari Medan. Masih teringat indah, saat memngucapkan pitsang matsak litsuik. So, cara pengucapan th, seperti ث. Kakak tesebut kerja sebagai guru SD internasional di Myanmar. Linknya didapat dari teman yang pernah sama-sama kerja di UNHCR Pekanbaru.  Saat ini, ia sedang mengambil S2 di UPI Bandung. Semoga diberkahi. Terimakasih insight h

Ibu Hari Ahad ibu terlihat sehat, dan cantik sekali. Berjumpa dengan ibu Farida. Ibunya bu Lin, istri almarhum pak Halim Yunas.  Malamnya ibu ikut keluar dengan anak cucu. Karena hari Senin kak Fatma akan berangkat lagi. Senin ibu mulai agak lemah. Malamnya ibu mulai myaris tak berdaya. Ibu Kecocokan dokternya kepada ibu dokter Zulfa. Alhamdulillah ada yang bisa memahami kondisi kesehatan ibu. Ternyata ibu masuk angin, tapi ibu tidak bisa memakai selimut tebal. Ibu merasa sesak dan keberatan.  Tensi ibu tinggi. Ibu pernah tensi tinggi, saat mas Kholk meninggal dunia. kali ini tensi ibu 162. Saat periksa kesehatan para nenek-nenek beberapa waktu lalu, Alhamdulillah ibu paling sehat. Tidak ada penyakit degeratif dan lainnya.  Hari ini Selasa, hampir jam 2 siang, harus melanjutkan tugas CPP, sambil menemani ibu. Semoga ibu segera sehat dan kembali segar. Amiiin... Alhamdulillah atas kesempatan ini...