BERGURU

 BERGURU 

BERGURU atau mencari guru sama dengan menuntut ilmu.

Istilah berguru biasa digunakan di tengah masyarakat dalam hal mencari penuntun atau penunjuk.

Mencari seseorang yang memiliki ilmu lebih, wawasan lebih dan pengalaman lebih dalam hal ilmu tertentu, terutama ilmu yang tidak dipelajari di sekolah, namun dibutuhkan dalam kehidupan.

Berguru dalam tulisan ini lebih ditujukan kepada mencari guru untuk menuntut ilmu batin, yang dapat membuka mata batin, membuka hati, mengasah jiwa, agar peka, semakin kenal dan semakin mesra dengan Sang Maha Ghaib, Maha Halus namun Maha Wujud.

Sebutan itu versi penulis, karena betapa ghoibnya Allah, sehingga tak semua makhluk terutama manusia dapat mengenalnya.

Betapa halusnya Allah, sehingga Allah dapat berada dan mengetahui hal sekecil apapun, yang tidak terwujud, yang sudah terjadi dimasa lampau, dan bahkan yang akan terjadi sekalipun.

Betapa maha wujudnya Allah sehingga semua apapun di dunia ini tak kan ada dan tak akan terjadi kecuali karena wujudnya Allah SWT.

Berguru atau mencari guru atau menuntut ilmu agama, bukan satu bidang ilmu agama saja. Ilmu tentang kesejatian, keberadaan mutlak, ILMU TAUHID yaitu sebuah pengakuan bahwa LAILAHAILLALLAH. Tidak ada yang mutlak keberadaan untuk disembah, untuk diagungkan, untuk dipuji, untuk dimuliakan, untuk ditinggikan setinggi-tingginya, tidak ada yang menghidupkan, tidak ada yang melindungi, tidak ada yang menghendaki, tidak ada ada yang memberi rejeki, tidak ada yang mencabut rejeki, tidak ada yang memberi keselamatan tidak ada yang mencabut nikmat,tidak ada yang menghidupkan dan tidak ada yang mematikan  kecuali hanya Dia,  Allah SWT. LAILAHAILLALLAH 

Berguru, bukan berarti seseorang tak pernah belajar kepada guru sebelumnya. Bukan berarti seseorang tak punya ilmu sebelumnya. Akan tetapi, karena hidup masih terus berjalan, dunia masih terus berputar dan berkembang, pikiran manusia yang terus berkreasi, hati manusia yang terus bolak balik, dan kecanggihan zaman yang semakin pesat, maka berguru menjadi mutlak sebuah kebutuhan bagi orang-orang yang masih haus akan pemahaman dan hakekat keberadaan diri dan wujud Allah SWT.

Seseorang berguru kepada seseorang yang lain, merupakan hal yang wajar. Berguru pada seseorang adalah untuk menambah berkah dari gurubyang memiliki sanad aampai kepada Rasulullah Saw. Menambah dan menguatkan ilmu yang sebelumnya telah pernah di dengar, telah pernah diketahui namun karena keterbatasan diri dan melejitnya keajaiban dunia, maka ilmu itu harus dicari, digali, dikejar meski sampai ke negeri China.

Berguru adalah perintah agama. Berguru adalah menuntut ilmu yang benar  ilmu yang mulia. Ilmu yang tinggi.

Orang yang telah berguru, maka ia akan memiliki ilmu dan wawasan dan pengalaman batin yang berbeda dari orang lain. Orang yang telah berguru harus menunjukkan ketinggian ilmu dengan semakin tawadhu rendah hati. Semakin berhati-hati dalam berbuat dan bersikap. Semakin tidak merendahkan orang karena pengakuannya yang tinggi hanyalh Allah. 

Berguru ilmu yang tinggi adalah ilmu tauhid, berarti orang tersebut melengkapinya dengan ilmu syariat baik dalam ibadah maupun  muamalah dan ilmu akhlak.

Orang yang bertauhid, beraqidah yang benar, ia akan mengenal kesejatian Allah dengan Asmaul Khusna. Maka ia akan berkehidupan sehari-hari dengan panduan akhlak Al-Qur'an dan sunnah. Sebagaimana sayyidah Aisya berikrar bahwa Rasulullah, wkanakhuluquhuAl-Quran. Akhlak Rasulullah adalah Al-Qur'an.

Semoga Allah terus membimbing kejalan yang lurus. Dengan mengikuti tarikat yang muktabarah pengikut ahlussunnah waljamaah.

Seseorang yang berguru atas izin Allah bisa berasal dari berbagai penjuru. Ada yang gurunya berasal dari kampung halaman, lalu merantau dan membaiat murid di kampungnya kembali. Ada murid yang berasal dari ujung negeri. Mudah bagi Allah mempertemukan murid dan guru. Ada yang sama sama-sama dari satu daerah. Ada guru dari Arab bertemu di Madura, atau murid dari Aceh gurunya dari Lampung bertemu di Padang. Allahuakabar.

Dizaman yang semakin berubah saat ini, pengaruh dan perayu hati yang semakin bervariasi, dizaman ujian dan cobaan yang bertubi-tubi, di zaman berita yang datang silih berganti, maka bagi hati yang merenung, yang bertafakur, yang berkehendak mendawamkan dzikir, maka berguru adalah kebutuhan yang mutlak.

Berhati-hatilah mencari ilmu. Berhati-hatilah mencari guru. Bersungguh-sungguhlah mencari guru sejati agar terhindar dari kesesatan dan kecelakaan. Mintalah petunjuk kepada Allah agar benar dalam berguru, dan mampu mengamalkan ilmu. Semakin tunduk hati semakin besinar hati, semakin bersih hati, dan semakin terang jalan menuju Ilahi.

Semoga bermanfaat. Bila ada yang khilaf mohon maaf dan diingatkan.


Foto: Berguru di surau Makkah jamaah Syattariyah.







Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita AKU ANAK HEBAT

Magister

PENDEKATAN HOLISTIK DALAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI di TK